Pada bulan Agustus 2024 IMDIA beserta beberapa anggota melaksanakan Factory Visit ke area Solo – Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung pada 7-9 Agustus ini diikuti oleh 24 peserta dari anggota IMDIA yang secara bersama-sama mengunjungi perusahaan-perusahaan terbaik yang berada di area Solo – Yogya dan sekitarnya. Program Factory Visit ini merupakan program factory visit pertama yang dilaksanakan di area Solo –Yogya. Factory visit ini merupakan program pengganti dari program Japan Mission yang rutin dilaksanakan IMDIA setiap tahunnya. Namun karena tahun ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, maka Program Japan Mission ditiadakan dan diganti dengan Program Factory Visit.
Perjalanan diawali dengan berkumpul bersama di Bandara Halim Perdana Kusuma – Jakarta dan terbang menuju kota Solo. Sesampainya di Solo, kunjungan pertama yaitu menuju salah satu institusi pendidikan teknik yang terkenal dengan persebaran alumni nya yang luas yaitu Politeknik ATMI Solo.
Rombongan dari IMDIA disambut oleh jajaran manajemen Politeknik ATMI Solo sesampainya turun dari bus. Acara pertama dalam kunjungan itu adalah pemaparan terkait profil dari Politeknik ATMI. Setelah pemaparan singkat selesai, acara dilanjutkan dengan mengelilingi Politeknik ATMI dan sekitarnya meliputi SMK, Politeknik dan Area Bisnis yang dikembangkan oleh ATMI IGI Center. Kedisiplinan yang terlihat dalam proses pengajaran merupakan salah satu alasan mengapa lulusan ATMI banyak dicari oleh berbagai perusahaan.
Selain mengembangkan edukasi, saat ini juga ATMI IGI sedang mengembangkan produk plastic injection dengan menggunakan material non-plastic. Produk ini nantinya akan menggunakan material dari biogradable yang ramah lingkungan karena produk dengan material biogradable akan terurai secara alami sehingga mampu mengurangi efek penggunaan plastik dalam menjaga lingkungan.
Setelah kunjungan di Politeknik ATMI Solo, perjalanan dilanjutkan ke daerah Salatiga untuk mengunjungi salah satu perusahaan anggota IMDIA yang bergerak di bidang plastic injection untuk proses penelitian di berbagai institusi di luar negeri. Sebagian besar produknya adalah produk ekspor dengan hasil produk yang berdaya jual tinggi. Perusahaan tersebut adalah PT. Promanufacture Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama Formulatrix.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 jam, tibalah rombongan factory visit IMDIA ke Formulatrix. Sebelum berkeliling melihat kondisi perusahaan, peserta dan jajaran manajemen dari Formulatrix berkumpul untuk berbagi informasi terkait Formulatrix. Formulatrix merupakan perusahaan yang berdiri di tahun 2002 dengan fokus bisnisnya yaitu mengembangkan peralatan laboratorium untuk penelitian. Mengangkat slogan “Laboratory Automatic Solution” Formulatrix berkembang menjadi penyedia utama peralatan canggih yang dapat membantu dalam mempermudah proses penelitian. Produk dari formulatrix antara lain adalah Kristalisasi Protein, Liquid Handling dan otomasi pada laboratorium.
Hal menarik dari Formulatrix adalah terkait sistem kerja dan lingkungan kerjanya yang menyerupai Google. Perusahaan membuat kebijakan terkait jam kerja yang fleksibel dengan berorientasi pada target projek. Kemudian suasana kerja pun dibuat senyaman mungkin dengan menempatkan beberapa area meeting di berbagai sudut secara terbuka sehingga membuat suasana kerja tidak kaku dan memacu karyawan untuk menjadi lebih fresh dan mendapatkan ide-ide menarik untuk projeknya.
Perjalanan hari kedua dimulai dengan mengunjungi salah satu perusahaan anggota IMDIA yaitu PT. Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI). Sama seperti hari sebelumnya, peserta berkumpul untuk pemaparan terkait company profile YPTI. Bapak Petrus selaku Direktur PT. YPTI dan juga senior advisor IMDIA menyampaikan langsung informasi terkait perusahaan YPTI. Bapak Petrus juga menceritakan perjalanan awal perjuangan YPTI untuk bisa menjadi Tier 1 PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. YPTI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang didirikan di tahun 1999. Adapun lini usaha dari YPTI ini antara lain Pembuatan Mold, Jig & Fixture, part presisi, produk plastic injection dan R&D. Selama kunjungan pabrik di YPTI, peserta disuguhkan dengan berbagai kehebatan dari fasilitas di YPTI. Bahkan saat ini YPTI telah berhasil membuat Mesin CNC yang diberi nama JOGLO. Sebagai Tier 1 PT. TMMIN, bukan hal aneh jika kondisi pabrik dan kebijakan manajemennya sama seperti apa yang diterapkan oleh PT. TMMIN selaku customer utama dari YPTI ini.
Seusai mengunjungi YPTI, perjalanan dilanjutkan untuk mengunjungi PT. Mega Andalan Kalasan (MAK). Awalnya para peserta merasa baru mendengar nama perusahaan tersebut, namun setelah disampaikan profil mengenai perusahaannya, ternyata para peserta mengetahui persebaran produknya yang luas dengan nama MAK. PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) merupakan perusahaan yang bergerak di pembuatan alat-alat kesehatan terutama furniture rumah sakit antara lain tempat tidur pasien, kursi roda, laci kabinet,hingga seluruh perlengkapan di ruang operasi. Kualitas terbaik yang diberikan kepada konsumen, membuat MAK dapat diterima pasar baik skala nasional maupun internasional. Saat ini MAK telah mendistribusikan produknya ke 40 negara dan terus mengembangkan pasar secara intensif. Sebagian besar proses produksinya dikerjakan di dalam area perusahaan MAK ini mulai dari desain produk, pembuatan mold, proses injection hingga perakitan produknya. Bahkan MAK memiliki laboratorium tersendiri untuk mengecek kualitas dari produknya dan memastikan produk yang dikirim ke customer merupakan produk terbaik.
Kunjungan terakhir peserta Factory Visit IMDIA 2024 adalah CV. Karya Hidup Sentosa (CV KHS) yang terletak di daerah Kulon Progo, Yogya. Perusahaan yang didirikan oleh pasangan suami-istri Kirdjo Hadi Suseno pada 1953 di Yogyakarta ini merupakan perusahaan swasta nasional terbesar dalam industri traktor tangan roda dua, traktor roda empat, dan traktor angkut pedesaan roda empat dengan merek QUICK. Rombongan IMDIA disambut oleh jajaran management CV KHS termasuk Bapak. Hendro Wijayanto selaku President Direktur dan Anak dari pendiri perusahaan. Beliau bercerita bahwa perusahaan ini berawal dari sebuah bengkel sederhana, CV KHS bertumbuh pesat secara bisnis dan sumber daya manusia. Selain kapasitas produksi yang terus meningkat, ditandai dengan perluasan pabrik secara signifikan, secara pemasaran pun makin meluas, ditandai dengan jangkauan ekspor hingga ke-16 negara selain pasar nasional yang tentu saja sudah dikuasai. Tenaga kerja pun terserap semakin banyak.
Selain membuat traktor, CV. Karya Hidup Sentosa bekerja sama dengan Kubota Corp. Japan mendirikan pabrik perakitan mesin diesel horizontal Kubota di Semarang pada tahun 1973. Perusahaan bernama PT Kubota Indonesia ini merupakan joint venture perusahaan antara Indonesia dan Jepang yang menempatkan CV Karya Hidup Sentosa sebagai pemegang saham sekaligus dealer utama PT Kubota Indonesia.
Selama perjalanan program factory visit ini peserta sangat kagum dengan kemajuan industri di sekitar Solo – Yogya yang tidak kalah canggih dan berkembang dari industri yang ada di sekitar Jabotabek. Bahkan, perusahaan-perusahaan ini memiliki pasar ekspor yang luar biasa dan membanggakan Indonesia. Terima kasih kepada Politeknik ATMI Solo, PT. Mega Andalan Kalasan, PT. Promanufacture Indonesia (Formulatrix), PT. Yogya Presisi Teknikatama Industri dan CV. Karya Hidup Sentosa yang telah mengizinkan IMDIA untuk berkunjung dan menambah wawasan baru untuk para peserta. Semoga ini bisa memacu semangat anggota IMDIA untuk bisa berkembang lebih besar dari yang ada saat ini.